Trans Jaya Indonesia

5 Budaya dan Tradisi Unik Tana Toraja

https://transjayaindonesia.com/5-budaya-dan-tra…unik-tana-toraja/

Setiap daerah di Indonesia memiliki berbagai tradisi yang unik dan menarik. Salah satunya adalah Tana Toraja. Tana Toraja, yang secara harfiah berarti tanah Toraja, adalah dataran tinggi yang terletak di wilayah Sulawesi Selatan, Indonesia. Daerah ini dikenal sebagai Tanah Para Raja Surgawi.

Di Tana Toraja wisatawan tidak hanya bisa berburu destinasi wisata yang instagrammable, tetapi mereka juga bisa menyaksikan berbagai tradisi unik dan tidak biasa ala Toraja. Bahkan beberapa budaya Tana Toraja telah dikenal di seluruh dunia karena keunikannya.

Berbagai tradisi warisan leluhur masih dijalankan oleh masyarakat Toraja, tetapi hanya dapat disaksikan pada waktu-waktu tertentu. Penasaran? Simak 5 Budaya dan Tradisi Unik Tana Toraja berikut ini.

Tedong Silaga

Bagi masyarakat Toraja, Tedong Silaga (Adu Kerbau) merupakan acara hiburan bagi keluarga yang sedang berduka. Keluarga yang menggelar Tedong Silaga biasanya berasal dari kalangan terpandang dan kelas ekonomi atas. Mereka harus menyiapkan santunan atas setiap kerbau yang mati di arena pertarungan.

Arena adu kerbau juga menjadi ajang taruhan. Sebelum acara dimulai, panitia mengumumkan melalui pengeras suara bahwa taruhan diperbolehkan asalkan terkait dengan adu kerbau. Adu kerbau akan berakhir jika salah satu kerbau mati. Namun hal ini sangat jarang terjadi karena biasanya kerbau yang kalah akan keluar dari arena sebelum mati. Kerbau yang akan diadu sudah mendapatkan perlakuan khusus dengan memberikan makanan bergizi dan pijat.

Rambu Solo

Rambu Solo merupakan upacara adat kematian masyarakat Tana Toraja yang bertujuan untuk menghormati dan mengantarkan arwah orang yang telah meninggal ke alam roh untuk kembali berkumpul bersama para leluhur di tempat peristirahatan terakhir.

Upacara ini juga disebut upacara peningkatan derajat kematian karena orang yang meninggal dianggap benar-benar meninggal jika seluruh prosesi upacara terpenuhi. Jika tidak, maka orang yang meninggal hanya dianggap sebagai orang yang “sakit” atau “lemah”, sehingga ia tetap diperlakukan seperti orang yang masih hidup, dibaringkan di tempat tidur dan diberi makan dan minum, bahkan diajak bicara.

Dalam masyarakat Toraja, upacara pemakaman merupakan upacara yang paling penting dan mahal. Semakin kaya dan berkuasa seseorang, semakin mahal pula biaya upacara pemakamannya. Tradisi ini dapat berlangsung selama beberapa hari, tergantung status sosial keluarga penyelenggara Rambu Solo.

Sisemba

Sisemba merupakan tradisi unik masyarakat Toraja di mana orang-orang saling menendang di tengah keramaian. Tradisi ini dilakukan di hamparan sawah saat pesta panen yang diadakan di Desa Kande Api, Kabupaten Toraja Utara. Dalam acara ini, disajikan berbagai makanan khas, tarian adat atau “ma’gellu”, serta tradisi menumbuk padi atau yang dikenal dengan nama ma’lambuk.

Puncak pesta panen dan acara yang paling ditunggu adalah Sisemba. Sisemba dalam bahasa Toraja berarti saling menendang. Sisemba merupakan tradisi saling menendang yang dilakukan oleh ratusan warga di lapangan terbuka dan saling memukul tanpa aturan. Dalam sejarah prosesnya, banyak warga yang mengalami luka dan patah tulang namun tradisi ini masih dilestarikan secara turun temurun.

Ma’tinggoro Tedong

Ma’tinggoro Tedong (Penyembelihan Kerbau) merupakan salah satu rangkaian acara dalam ritual Rambu Solo. Tinggoro Tedong menampilkan prosesi penyembelihan kerbau yang dilakukan dengan cara menyayat leher banteng dengan sekali tebasan, menggunakan parang Toraja.

Menurut kepercayaan leluhur suku Toraja atau yang disebut Aluk Todolo, kerbau merupakan hewan yang akan membantu arwah orang yang telah meninggal untuk melakukan perjalanan menuju “puya” atau alam baka. Meski tergolong sadis, tradisi Ma’tinggoro Tedong selalu menarik minat wisatawan lokal maupun mancanegara untuk datang ke Tana Toraja.

Ma’nene

Pernah melihat mayat hidup di dunia nyata? Nah, di Tana Toraja Anda akan menemukan hal yang tidak biasa ini. Ma’nene adalah nama ritualnya. Ma’nene merupakan upacara adat untuk mengganti pakaian jenazah para leluhur. Upacara ini dilaksanakan setiap tiga tahun sekali dan biasanya pada bulan Agustus. Ritual Ma’nene ini dilaksanakan secara khusus oleh masyarakat Baruppu di desa terpencil Toraja Utara . Masyarakat adat Toraja percaya jika ritual ini tidak dilaksanakan, maka sawah dan ladang mereka akan rusak oleh hama dan ulat yang datang secara tiba-tiba.

Saat Ma’nene dilaksanakan, peti jenazah para leluhur akan dikeluarkan dari makam batu dan diletakkan di arena upacara. Tulang-tulang dan mayat yang belum membusuk dibersihkan dengan cara dimandikan, kemudian pakaian diganti.

Untuk jenazah, para lelaki akan mengenakan jas lengkap dengan dasi dan kacamata hitam baru. Biasanya pakaian tersebut diberikan oleh cucu dan anak-anak mereka yang telah meninggal. Mereka memperlakukan jenazah seolah-olah masih hidup dan dianggap masih bagian dari keluarga.

Kegiatan ini dilaksanakan selama tiga puluh menit. Setelah mengganti kain jenazah para leluhur, masyarakat kemudian berkumpul untuk menikmati hidangan bersama. Ma’nene biasanya dilaksanakan bersamaan dengan upacara adat Rambu Solo, di mana keluarga membawa hewan kurban seperti babi atau kerbau ke makam untuk memohon perlindungan dan berdoa agar rezeki berlimpah.

itulah beberapa tradisi unik di Tana Toraja yang mungkin tidak akan kalian temukan di daerah lainnya. selain menikmati liburan kalian juga bisa menambah wawasan dari beberapa tradisi tesebut. bahkan kalian juga bisa menanyakan asal muasal tradisi tersebut dengan warga setempat.

 

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *