tji,selasa21Nov2023,https://transjayaindonesia.com/?p=424&preview=true
Kebanyakan orang berwisata untuk bersenang-senang sambil melupakan sejenak beban hidup selama ini. Akan tetapi pernahkah kalian mencari tempat wisata yang menguji adrenalin tetapi tidak ditawarkan ditempat yang lainnya. Berikut Trans Jaya merangkum beberapa tempat wisata paling Ekstrim yang bisa kalian kunjungi.
GOA JOMBLANG
Goa jomblang merupakan salah satu dari 500 goa yang terdapat di pegunungan karst. Dibalik keindahaannya goa ini menyimpan kisah kelam, yakni didalam goa ini dahulunya menjadi tempat pembunuhan massal anggota PKI dimana ratusan anggota PKI dibuat berkelompok kemudian dijejerkan di bibir goa dengan tangan saling berpegangan, dimana salah satu orang akan ditembak hingga terjatuh ke dalam goa maka anggota lainnya akan ikut terjatuh. Tak hanya itu banyak juga cerita-cerita mengerikan yang simpang siur dikalangan masyarakat yakni terdapat pengunjung yang tidak bisa kembali atau hilang di dalam goa ini.
Goa yang terbentuk akibat runtuhnya tanah dan vegetasi karena proses geologi ini terletak di Jetis Wetan, Semanu, Gunungkidul, Yogyakarta, berjarak 10 km dari kota Wonosari memiliki bentuk yang vertikal sehingga para pengnjung harus menggunakan peralatan caving dan keahlian untuk turun dan menjelajah goa dengan baik. Meskipun medannya cukup terjal, pengunjung akan disambut dengan tumbuhan purba yang cantik dan rimbun, kemudian saat menyusuri goa dilangit-langit goa pengunjung akan melihat pemandangan goa yang dihiasi stalaktit dan stalagmit dan juga terdapat aliran sungai yang cukup deras didalam goa. Setelah memasuki kurang lebih 300 meter pengunjung akan melihat cahaya matahari yang masuk kedalam goa dan menyinari flowstone yang biasa dikenal dengan cahaya surga, pemandangan matahari yang kontras dengan keadaan goa yang gelap. Pengunjung tidak perlu khawatir dengan tiket masuk kedalam goa, karena pengunjung tidak akan dipungut biaya dan untuk peralatan Caving pengunjung bisa menyewa dengan harga Rp 450 hingga Rp 1 jt.
PANTAI TIMANG
Pantai timang menawarkan sensai yang berbeda dengan pantai-pantai lainnya, bagaiman tidak ? pantai yang berada di dusun Danggolo, desa Purwodadi, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunung Kidul ini memiliki pesona sendiri yakni terdapat bukit karang di sebrang pantai. Akan tetapi akses untuk menuju ke karang tersebut yang menjadi daya tarik para wisatawan yakni menggunakan jembatan gantung atau Gondola yang masih digerakan secara manual dengan dibawahnya terdapat ombak yang cukup ganas, jika pengunjung tidak berani menggunakan gondola ditempat ini juga terdapat jembatan jaring ikan sebagai akses lain menuju bukit karang.
Di bukit karang tersebut digunakan para nelayan untuk memancing Lobster, para pengunjung juga bisa menikmati Lobster dengan harga yang tebilang mahal yakni Rp 350/kg nya, sedangkan untuk menaiki Gondola pengunjung dikenakan tarif Rp 150 untuk pulang dan pergi. Dan untuk menaiki Jaring Ikan pengunjung dikenakan tarif Rp 100 ribu. Tarif tersebut bisa dibilang mahal dan untuk pembangunan failitas di tempat ini terbilang lambat karena baru terdapat lampu penerangan dan disekitar pantai juga belum ada rumah makan sehingga pengunjung disarankan untuk membawa bekal ketika akan berkunjung ke tempat ini.
TEBING CITATAH PADALARANG
Salah satu destinasi wasata lain yang menguji adrenalin yakni gunung citatah atau tebing citatah yang terdapat di desa Citatah Kecamatan Citatah, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Tabing ini terdapat 3 bagian yakni citatah 125, citatah 90 dan citatah 48, nama tersebut diambil bedasarkan tinggi masing-masing bukit. Kawasan ini terbuat dari batuan kapur yang aman untuk dipanjat sehingga banyak treveler yang ingin menguji adenalin bergi mendaki sambil menikmati keindahan dari ketinggian tebing citatah ini.
Akan tetapi banyak warga yang menggantungkan hidupnya dengan hasil penambangan kapur, sehingga banyak mobil-mobil pengangkut yang mengambil kapur ditempat ini. Mereka mengambil dengan cara menjatuhkan backhoe dan diledakan dengan dinamit, melihat banyaknya manfaat dari batu kapur ini yakni busa digunakan untuk bahan campuran kosmetik, campuran bahan bangunan seperti semen, batako, peleburan baja, bahan papan gipsum, bahan pemutih hingga pasta gigi. Padahal tebing citatah ini menjadi sebagian kawasan yang dilindungi nasional sehingga tidak bisa dieksploitasi, dan sebanyak 200 tulisan dan penerbitan buku dikeluarkan tentang perbukitan kapur yang dirusak habis-habisan tetap tidak membuat pemerintah bergeming dan penambangan tetap berlanjut hal ini terjadi dengan alasan faktor ekonomi.
KUBURAN TRUNYAN
Kuburan trunyan menjadi salah satu tempat wisata yang antimainstream di Bali tepatnya di Desa Trunyan disisi timur danau batur, kabupaten bangil Bali. Meskipun trunyan merupakan tempat peristirahatan terakhir atau kuburan hal ini mengundang banyak wisatawan untuk berkunjung ketempat ini dikarenakan keunikan dalam pemakamannya, yakni mereka yang meninggal tidak dikubur atau dibakar seperti pemakaman pada umumnya, mereka yang meninggal hanya diletakan dibawah pohon Taru Menyan. Anehnya mereka yang meninggal walaupun tidak diberi pengawet mereka tida mengeluarkan bau sedikitpun, hal ini terjadi karena pohon taru menyan inilah yang mengeluarkan bau wanggi sehingga mayat-mayat yang dikubur disana tidak tercium bau membusuk. Disamping itu tidak semua orang bisa dimakamkan ditempat ini, yakni hanya mereka yang sudah menikah, meninggal dengan kondisi yang wajar. Dan bagi mereka yang meninggal pada saat masih bayi akan dimakamkan di Sema Muda, dan yang sudah dewasa tetapi belum menikah akan dimakamkan di Sema wayah, dan yang meninggal secara tidak wajar akan dimakamkan di Sema Bantas.
Adat ini dilakukan berawal dari pohon yang mengeluarkan bau hingga ke pulau jawa, kemudian menarik perhatian 3 pangeran dan 1 putri dari surakarta untuk datang ketempat tersebut. Akan tetapi anak yang 2,3,4 tidak melanjutkan perjalanan dan hanya anak sulung yang melanjutkan hingga menemukan satu buah pohon yang dilindungi oleh sang dewi yang membuat putra sulung terpesona. Kemudian sang putra sulung menikahi dan tinggal di terpat tersebut dengan sang dewi, Setelah mereka menikah Putra Sulung Dalem Solo diberi gelar Ratu Sakti Pancering Jagat yang dipercaya menjadi raja pertama dan awal legend keberadaan Desa Trunyan. Sedangkan Sang Dewi bergelar Ratu Ayu Pingit Dalam Dasar. Kerajaan kecil di bawah Putra Sulung Dalam itu berangsur-angsur menjadi berkembang dan makmur sehingga tidak ada rakyat yang menderita. Namun, dia merasa bahwa pohon taru menyan yang wanginya tercium sampai ke Jawa itu dinilai akan mengancam kemakmuran kerajaannya. Hingga akhirnya, Putra Sulung memutuskan untuk meletakkan jenazah rakyat di bawah pohon taru menyan dan dibiarkan membusuh di bawah udara terbuka, di bawah pohon taru menyan. Ini dilakukan agar wangi pohon taru menyan tidak terendus sehingga kerajaannya pun aman dari ancaman musuh.
Bagaiman ? apakah kalian mulai ragu untuk berwisata dibeberapa tempat diatas setelah membaca artikel ini. Atau kalian semakin penasaran untuk mendatangi tempat-tempat yang akan menguji adrenalin kalian.
kedepan mau bahas apa lagi ya? Share and komen dong kita bakal bahas apa, biar bisa menambah wawasan kalian semua